Obrolan ini hanya sebatas perkenalan dua cucu Adam. Layaknya semua insan, aku menanyakan semua hal yang mendasar tentang kehidupannya saat ini.
Semua berjalan normal selama 1- 2 hari pertama, lalu hatiku tergerak untuk melihat berbagai koleksi fotonya yang ada di gallery. Kudapati karya tulis di papan berwarna hitam hasil coretan Khairil Gibran,
" Aku ingin mencintaimu dengan sederhana seperti awan hitam yang menurunkan hujan tanpa sepatah kabar. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana layaknya api yang menyambar pepohonan dan mengahanguskn tanpa sepatah kabar "
Pertanyaan itu dimulai dengan potongan Al - Quran kitab yang sangat Agung Di Al - Baqarah : 30. Ya, aku tau betul ayat itu ! dan dengan cepat menjawab " Ayat itu menceritakan tentang Khalifah ( Adam ) yang bertahun - tahun kupelajari dan menjadikan ku seorang yang berasumsi adam dilahirkan" ujarku dengan tenang.
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" Al - Baqarah : 30
Saat itu dia hanya diam, dan kembali menanyakan berbagai hal tentangku hingga menyentuh nilai privasi, seperti pekerjaanku, lalu karirku. Aku menjelaskan satu - persatu tentang apa yang pernah ku lewati di masa lalu dan perencanaanku di masa depan.
Pertanyaannya lalu terfokus di Titik "PENULISAN".
"Arie apakah niatmu dalam menulis ?" tanyanya dingin. Tanpa menunggu waktu lama aku menjawab dengan sigap pertanyaannya.
"Arie apakah niatmu dalam menulis ?" tanyanya dingin. Tanpa menunggu waktu lama aku menjawab dengan sigap pertanyaannya.
" Aku Ingin menyalurkan bakat menulisku, dan mencari pundi - pundi rupiah dengan itu, dan ingin membuktikan bahwa tulisan pemuda Kalimantan tidak akan kalah dengan tulisan orang dari daerah lain".
Dengan santai ia menjawab :
1."SALAH"
" Duit hanya bersifat sementara " !
2."SALAH"
" Duit hanya bersifat sementara " !
2."SALAH"
" Kupiker orang2 tidak merasa hal itu penting !"
Itu jawaban yang keluar dari belahan bibirnya.
Ia melanjutkan
Itu jawaban yang keluar dari belahan bibirnya.
Ia melanjutkan
" Niatmu terlalu berorientasi kepada dunia ri, coba lihat Ibnu Qayim ! Liat hasil karyanya yang tetao hidup meski ia ( Ibnu Qayim telah meninggal" Ujarnya.
Mendengar jawaban lembut namun sangat tegas, sejujurnya aku menjadi Bingung. dan Ia kembali menanyakan tentang niatku, bodohnya aku sebab hanya dapat menjawab dengan kata :
"Aku bingung"
"Aku bingung"
"Aku bingung"
"Aku bingung"
"Aku bingung"
Sudah 19 jam berjalan aku masih bingung dengan maksud wanita itu, yang mengatakan " Orientasikan tulisanmu kepada akhirat" !
Hingga hari ini aku belum menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Hingga hari ini aku belum menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Jika ada kawan - kawan yang membaca tulisan ini, aku berharap kalian membantuku dengan mencoretkan 2-3 kata untukku, demi merekonstruksi Niatku, dalam penulisan yang berorientasi akhira
KOMEN KALLUU.. :)