“Antara Aksi di Indonesia bagian Barat dan Bagian Timur”
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang warga sipil dan Angota TNI di Nduga, Papua pada 1-2 Desember 2019.
Penyerangan terhadap warga sipil merupakan pekerja PT Istaka Karya dalam proyek pembangunan jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak dan Anggota TNI di Distrik Mbua. Ragam jumlah korban yang telah terbunuh dan berhasil selamat dari yang diduga ada 31 korban dari warga sipil yang bekerja di PT Istaka Karya dan ada juga yang menginformasikan 20 korban yang terdiri dari 19 orang perkerja di PT Istaka Karya dan satu anggota TNI, namun yang pasti ada tragedi penyerangan terhadap warga sipil dan anggota TNI.
Namun, disini saya turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tragedi penembakan ini. Apalagi tragedi tersebut dibarengi dengan “Reuni Aksi 212” di Jakarta yang dihadiri oleh banyak kalangan dengan jumlah yang tidak bisa dipastikan pula. Artinya, ada dua konteks aksi yang berbeda dan saling bersebrangan, seperti di Nduga-Papua merupakan aksi penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata dan di Monas-Jakarta merupakan aksi Reuni 212 oleh sekelompok besar kalangan Muslim Indonesia.
Sangat disayangkan tragedi penyerangan terhadap warga sipil dan anggota TNI di Nduga-Papua sedangkan beberapa kalangan Muslim di Indonesia ikut serta menggelar aksi Reuni 212 yang beberapa pengakuan hadir atas biaya sendiri, walaupun dalam kegiatannya terlihat sangat politis sekali dengan kecendrungan terhadap salah satu paslon di Pilpres mendatang yang konten dalam aksi tersebut seperti bernuansa menghina pemerintahan dan Presiden RI 2014-2019 sekaligus sebagai calon Presiden kembali 2019-2024 mendatang.
Seolah ada diksi bahwa pemerintahan kontemporer benar-benar disalahkan atas 2 aksi besar, antara aksi yang terlaksana di Indonesia bagian Barat dan Aksi penyerangan di Indonesia bagian Timur ini. Justru 2 aksi Timur dan Barat membuat saya terpukul karena sangat merugikan keseimbangan NKRI. Jika aksi Reuni 212 tidak terlaksana mungkin aksi penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata bisa cepat diusut tuntas, karena aksi tersebut dibarengi dengan aksi Reuni 212.
Bagaimanapun kedua aksi tersebut telah terlaksana dan sekarang bagaimana kita mengajak sama-sama mendorong Pemerintah dengan mengutus aparat keamanan untuk mengusut tuntas aksi penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata di Nduga-Papua dan mari kita berdo’a bersama atas korban tragedi tersebut.
Ali Akhbar A.R.L
Sambas, 6 Desember 2019
KOMEN KALLUU.. :)