Jika menilik ke masa lampau, Kesultanan Sambas
merupakan sebuah kerajaan besar di Kalimantan maupun Nusantara. Sultan sambas
terkenal besar sejak kepemimpinan Sultan pertama yaitu Sultan Muhammad Syafiudin
I ( 1631 – 1668 ). Kejayaan Sultan Sambas telah membesarkan negeri Sambas
hingga ke seluruh nusantara dan dunia, sampai era pemerintahan Sultan ke-15
bernama Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syaifiuddin ( 1931 – 1943 ).
Nama dan kejayaan Sambas sejatinya tidak hanya
dimulai dari Sultan Muhammad Syadiuddin I
( 1631 – 1668 ). Sejak Abad ke-13 Masehi, tercatat telah ada kerajaan – kerajaan Sambas yang dikenal luas oleh dunia. Berawal dari kedatangan prajurit Majapahit di Paloh, kemudian pusat kerajaan Sambas berpindah ke Kota Lama di daerah Teluk Keramat. Dari Kota Lama berpindah ke kota Bangun di sungai Sambas Besar. Dari kota Bangun, kembali pindah lagi menuju Bandir dan kemudian pindah kembali ke Lubuk Madung.
( 1631 – 1668 ). Sejak Abad ke-13 Masehi, tercatat telah ada kerajaan – kerajaan Sambas yang dikenal luas oleh dunia. Berawal dari kedatangan prajurit Majapahit di Paloh, kemudian pusat kerajaan Sambas berpindah ke Kota Lama di daerah Teluk Keramat. Dari Kota Lama berpindah ke kota Bangun di sungai Sambas Besar. Dari kota Bangun, kembali pindah lagi menuju Bandir dan kemudian pindah kembali ke Lubuk Madung.
Barulah pada masa Sultan Sambas ke-2 bernama Raden Bima
yang bergelar Sultan Muhammad Tajudin ( 1668 – 1708 ) pusat kesultanan Sambas
dibangun di muara Ulakan, yang mempertemukan 3 cabang sungai yaitu Sungai
Sambas kecil, Sungai Subah, dan Sungai Teberau. Sejak tahun 1668 kota Sambas
menjadi ibu kota Kesultanan Sambas, kejayaan kesultanan Sambas kala itu
meliputi daerah Pemangkat, Singkawang, Bengkayang, dan daerah Sambas sendiri
yang kaya dengan Emas.
Sejak Zaman pendudukan Jepang dan NICA ( 1942 – 1950
) integritas kerajaan Sambas perlahan memudar akibat terlibat pergolakan perang
duia II. Ketika daerah Sambas atau Kalimantan Barat kembali bernaung dibawah
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950, dan dibentuknya
pemerintahan administratif Kabupaten Sambas, Rakyat Sambas sesungguhnya
menuntut agar kota sambas tetap menjadi ibu kota kabupaten Sambas. Keinginan
rakyat Sambas merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembalikan dan
melanjutkan kejayaan negeri sambas sejak masa kesultanan pertama ( 1631 – 1943 ).
Keinginan rakyat sambas untuk menjadikan Sambas
menjadi ibu kota Kabupaten dapat terealisasi pada 15 Juli 1999, setelah
disepakati bahwa, Ibu kota kabupaten yang sebelumnya berada di Singkawang,
dipindahkan ke Kota Sambas.





KOMEN KALLUU.. :)