Suasana Konfrontasi dengan Malaysia dan
Pemberontakan G.30.S/PKI telah menyadarkan rakyat Indonesia terhadap politik
luar negeri yang keliru. Di Jakarta muncul Aksi Tritula ( Tri Tuntutan Rakyat )
oleh pemuda dan mahasiswa yang menuntut : Retul Kabinet – Bubarkan PKI dan Turunkan
Harga.
Desakan terhadap kepemimpinan Soekarno yang dianggap
keliru, menyebabkan Presiden Soekarno memberikan wewenang pemulihan keamanan
kepada Jenderal Suharto melalui surat perintah 11 Maret yang sangat terkenal
itu.
Melalui berbagai perundingan Indonesia dan Malaysia
dan didukung oleh pemerintah Jepang, Phillipina dan Thailand, terapailah
normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia.” Jakarta Accord” ditandatangani 11
Agustus 1966 Menteri luar negeri Republik Indonesia Adam Malik dan Menteri luar
negeri Malaysia Tun Abdul Razak bin Datok Husein. Dengan tercapainya
normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia sejak Agustus 1966, maka dengan
begitu Konfrontasi antara kedua negara dihentikan.
Setelah konfrontasi dihentikan, perlahan pasukan dan
sukarelawan Indonesia berangsur – angsur ditarik dari Kalimantan Barat. Namun
terdapat masalahd dengan relawan PGRS dan Paraku yang selama konfrontasi berada
di wilayah Kalimantan Barat. Gerombolan PGRS tersebut terdiri dari pemberontak
Cina komunis yang anti Malaysia yang sebagian besar dari mereka berada di
daerah perbatasan Kabupaten Sambas dengan serawak di Seluas, Jagoi Babang, dan
Balai Karangan.
Ketika Satuan Kopur IV/ Mandau meminta sukarelawan,
PGRS dan Paraku mengadakan konsulidasi dan menyerahkan pasukan serta
senjatanya, namun hanya 99 orang yang mematuhi, sisanya sebanyak 789 orang
membangkan lalu melarikan diri ke tengah hutan.
Sisa – sisa gerombolan PGRS/Paraku kemudian menjadi
ancaman sekaligus musuh bagi pemerintah Indonesia, mereka bergabung dengan
pelarian G.30.S/PKI pimpinan S.A Sofyan dan melancarkan perlawanan pada
pemerintah Indonesia. Gerombolan PGRS ini berkonsentrasi di gunung Asuangsang,
didaerah Paloh, Sungai Bening, Sajingan, Beruang, Seluas, dan Jagoi Babang.
Rujukan :DI catat ulang dari Buku Sejarah Kesultanan Dan Pemerintahan Daerah " diterbitkan oleh Dinas Pariwisata Pemda Kabupaten Sambas Tahun 2001
KOMEN KALLUU.. :)